Kenapa AC jadi prioritas hemat energi
Dalam audit energi rumah, AC biasanya jadi beban terbesar (500–1200W per unit). Sedikit disiplin jam pakai plus otomasi sederhana bisa memotong 10–30% konsumsi bulanan tanpa mengorbankan nyaman. Mulai dari audit dasar di checklist audit energi supaya baseline kWh-nya jelas, lalu coba langkah “quick win” seperti smart lighting sebelum ke AC jika butuh bukti awal hemat.
Dua kunci: jadwal & deteksi kehadiran
- Jadwal tidur: turunkan suhu di awal, lalu naikkan 1–2°C setelah 2 jam supaya kompresor tidak terus-terusan kerja.
- Jadwal pulang: nyalakan 5–10 menit sebelum tiba (jika ruangan kecil), bukan satu jam lebih awal.
- Deteksi kehadiran: sensor gerak/pintu untuk mematikan atau menurunkan fan saat ruangan kosong.
Perangkat yang dibutuhkan
- IR blaster: mengendalikan AC layaknya remote; pastikan kompatibel brand/model.
- Smart plug metering (opsional untuk non-inverter kecil): memantau kWh dan memutus daya jika benar-benar perlu. Hindari sering memutus daya pada AC inverter.
- Sensor gerak/pintu: memicu aksi mati/ubah mode saat tidak ada orang atau pintu dibiarkan terbuka.
- Wi-Fi stabil: tanpa jaringan bagus, jadwal/trigger sering gagal.
Setting suhu dan mode yang realistis
- Suhu awal 23–25°C, lalu naikkan ke 26–27°C setelah 1–2 jam tidur.
- Gunakan mode fan low/auto setelah ruangan dingin, bukan full speed sepanjang malam.
- Hindari matikan-hidupkan total terus-menerus; lebih baik naikkan suhu/fan agar kompresor tidak boros restart.
Contoh skenario otomasi (berbasis pengalaman)
- Mode tidur (8 jam): 22–23°C di 60 menit pertama, naik ke 26°C + fan low setelah 90–120 menit, matikan otomatis 30 menit sebelum bangun jika ventilasi aman.
- Mode keluar rumah: jika tidak ada gerak 10–15 menit + pintu tertutup → set fan low atau off. Saat pulang (geofence/app) → nyalakan 5–10 menit sebelum tiba.
- Mode siang kerja: batasi nyala maksimal 2 jam, kemudian jeda 30 menit; cocok untuk ruang kerja kecil.
- Jika rumah pakai smart lighting, sinkronkan skenario keluar/pulang supaya lampu dan AC sama-sama hemat.
Estimasi penghematan
- AC 900W, 8 jam/hari → 216 kWh/bln (±Rp324.000 @Rp1.500/kWh).
- Dengan jadwal/temp shift + deteksi ruangan kosong memangkas 2 jam efektif: ±54 kWh/bln (±Rp81.000). ROI IR blaster (~200–400rb) bisa balik 2–5 bulan.
| Skenario | Jam/hari | kWh/bln | Estimasi biaya* |
|---|---|---|---|
| Sebelum otomasi | 8 | 216 | ±Rp324.000 |
| Sesudah (hemat 2 jam) | 6 | 162 | ±Rp243.000 |
| Selisih | – | 54 | ±Rp81.000 |
| *Asumsi 900W, tarif Rp1.500/kWh. Sesuaikan dengan AC dan tarif Anda. |
Checklist instalasi aman
- Jangan matikan AC inverter dengan memutus daya utama via smart plug secara sering; gunakan IR untuk on/off dan pengaturan suhu.
- Tempatkan IR blaster menghadap indoor unit, jarak tidak terlalu jauh, hindari halangan.
- Pastikan stopkontak dan kabel aman, terutama jika memakai smart plug pada beban AC non-inverter kecil. Cek rating ampere!
- Uji setiap skenario 1–2 hari sebelum dijadikan rutinitas permanen.
Pantau hasil dan iterasi
- Catat kWh dari smart plug atau gunakan log dari PLN Mobile sebagai pembanding sebelum/sesudah.
- Jika Wi-Fi tidak stabil, jadwal bisa gagal; pertimbangkan repeater.
- Sesuaikan skenario jika ruangan jadi terlalu lembap/dingin; kenyamanan keluarga tetap prioritas.
FAQ
- Apakah aman untuk AC inverter? Gunakan IR untuk kontrol, jangan sering memutus daya. Pastikan tegangan stabil.
- Perlu smart plug untuk AC? Hanya jika beban sesuai rating; utamanya dipakai untuk monitoring kWh, bukan memutus daya rutin.
- Bagaimana jika pintu sering dibuka-tutup? Gunakan kondisi gabungan: hanya matikan jika pintu terbuka + tidak ada gerak selama X menit.
- Apakah hemat besar jika ruangan selalu terisi? Hemat tetap ada dari penyesuaian suhu/fan dan jadwal tidur; deteksi gerak berguna saat ruangan kosong.
Lanjutkan langkah hemat energi
- Setelah AC lebih efisien, gabungkan dengan smart lighting hemat energi dan baseline dari audit energi.
- Dokumentasikan hasilnya di catatan audit kWh untuk meyakinkan keluarga bahwa otomasi memang menurunkan tagihan.
